Kamis, 03 Juni 2010

Komikus Legendaris

Aoyama Yoshimasa atau lebih dikenal Aoyama Gosho lahir pada tanggal 21 Juni 1993 di Daiei, Tottori, Jepang.Aoyama dari kecil sangat jenius dalam menggambar. Ketika ia berada di kelas 1 Sekolah Dasar, ia memenangkan sebuah lomba dengan gambarnya yang berjudul "Perang Yukiai". Sekolah Menengah Atas (SMA) dari Aoyama Gosho adalah SMA Ikuei. Setelah lulus ia melanjutkan sekolahnya di Nihon University College of Art di Tokyo. Satu hal yang mempengaruhi karirnya adalah saat ia masih kuliah, Aoyama mengikuti kontes komik dan memenangkannya.Pekerjaannya Chotto Mattete,diterbitkan seminggu sekali di majalah Shonen Mingguan di musim dingin tahun 1987. Tak lama kemudian, Magic Kaito juga diterbitkan di majalah yang sama.Pada awal tahun 1990 ia menerbitkan cerita berjudul Yaiba. Komik 24 volume ini memenangkan Shogakukan Manga Award untuk Shonen pada tahun 1993. Ia memenangkan Shogakukan Manga Award lagi pada tahun 2001 dengan karyanya Detektif Conan. Ia juga menerbitkan karya - karya lain seperti Third Baseman No 4, Koleksi cerita - certia pendek Aoyama Gosho dan Detektif Conan.Pada tanggal 5 Mei 2005, ia menikah dengan penyanyi dan pengisi suara yang bernama Minami Takayama yang mengisi suara Conan pada anime Detektif Conan. Namun mereka bercerai pada tanggal 10 Desember 2007.
»»  Selengkapnya

Jumat, 12 Maret 2010

KIMONO PRIA


Kimono pria terbuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua,coklat tua, biru tua, hitam.

Montsuki
Montsuki digunakan bersama hakama dan haori cocok dipakai saat menghadiri upacara sangat resmi dan dapat juga dipakai sebagai pakaian pengantin pria tradisional.

Kinagashi
Kimono jenis ini adalah jenis pakaian yang dapat digunakan sehari-hari, untuk bersantai ataupun keluar rumah. Kinagashi tidak dihiasi dengan lambang keluarga.
»»  Selengkapnya

KIMONO WANITA

Kurotomesode
Tomesode adalah jenis kimono yang paling formal untuk wanita yang sudah menikah dan berwarna hitam. Pakaian ini digunakan untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara resmi lainnya.
Ciri khas kurotomesode adalah bermotif indah pada bagian bawah sekitar kaki depan dan belakang. Ada lambang keluarga yang terletak pada tiga sisi yaitu punggung, dada bagian atas kanan dan kiri, dan bagian belakang lengan.

Irotomesode
Pakaian ini terbuat dari tomesode yang berwarna. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Pemilihan motif lambang dapat disesuaikan dengan jenis acaranya.
Kimono irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kuritimesode, misalnya resepsi di istana kaisar.

Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahannya berwarna cerah dengan motif yang mencolok diseluruh bagian kain.
Ciri furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Pakaian ini digunakan saat menghadiri upacara seijin shiki, resepsi pernikahan teman, upacara wisuda atau hatsumode.

Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, tetapi bisa dijadikan kimono formal bila iromuji memiliki lambang keluarga(kamon). Iromuji terbuat dari bahan yang berwarna lembut seperti pink, biru muda, atau kuning dan warna lembut lainnya.
Iromuji dapat digunakan pada acara pernikahan jika jumlah lambang keluarga ada lima. Tetapi jika hanya satu, pakaian ini dapat digunakan saat acara minum teh.

Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal yang digunakan oleh wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga dan diperbolehkan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi atau perayaan tahun baru.

Komon
Komon adalalah kimono santai untuk wanita yang sudah/belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah bermotif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman atau menonton pertunjukan digedung.

Tsumugi
Tsumugi adalah kimono yang dipakai untuk bersantai dirumah dan dapat digunakan untuk wanita yang sudah/belum menikah. Kimono jenis ini dapat digunakan saat keluar rumah seperti berbelanja atau berjalan-jalan. Bahan yang digunakan adalah katun ataupun sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.

Yukata
Yukata adalah kimono yang dipaaki saat musim panas. Bahannya terbuat dari kain katun yang tipis tanpa pelapis.
»»  Selengkapnya

Kimono




Kimono adalah pakaian khas/tradisional bangsa Jepang. Arti kimono itu sendiri adalah baju atau sesuatu yang dikenakan. Bentuk baju kimono seperti huruf “T”, berlengan panjang dan berkerah.
Baju kimono untuk wanita berbentuk baju terusan sedangkan kimono pria berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada dibawah kerah bagian kiri. Sabuk kain/Obi dililitkan pada bagian perut/pinggang dan diikat dipunggung. Alas kaki saat memakai kimono adalah zori atau geta.

Pada saat sekarang ini, kimono lebih sering digunakan wanita pada acara istimewa, sedangkan pria lebih sering menggunakan kimono pada acara pernikahan, upacara minum the dan acara formal lainnya.
Pemilihan kimono haruslah berhati-hati dan harus disesuaikan dengan acara yang akan dihadiri. Perlu adanya pengetahuan yang mendalam mengenai simbolisme dan isyarat yang terkandung pada kimono. Ada beberapa jenis kimono yang dapat disesuaikan dengan fungsi dan tingkat formalitasnya.
»»  Selengkapnya
Penutup
Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen. Karenanya, perbandingan akan lebih mudah jika difokuskan pada satu suku bangsa di Indonesia. Misalnya budaya Jepang dengan budaya Jawa Tengah, atau budaya Jepang dengan budaya Sunda.
»»  Selengkapnya

Perbedaan Tradisi Jepang dan Indonesia

Pemakaian gesture/gerak tubuh untuk memberikan penghormatan dan kasih sayang
Salah satu topik menarik untuk dibahas adalah bagaimana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan. Jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresikan terima kasih, permintaan maaf, dsb.


Ojigi
Dalam budaya Jepang ojigi adalah cara menghormat dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintaan maaf, memberikan ijazah saat wisuda, dsb. Ada dua jenis ojigi : ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia, tidak dikenal ojigi.

Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik di Indonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.

Cium tangan
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.

Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di Indonesia saat dua orang sahabat atau saudara bertemu, atau sebagai ungkapan kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya dan sebaliknya. Tradisi ini tidak ditemukan di Jepang.

Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan.

Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia. Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang.
»»  Selengkapnya

Perbandingan Tradisi Jepang & Indonesia dalam Pemberian Nama

Persamaan antara kedua tradisi
Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama (first name) sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakansalah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” (郎), sedangkan perempuan berakhiran “ko” (子).

Perbedaan antara kedua tradisi sbb.
1. Di Jepang, nama keluarga dimasukkan dalam catatan sipil secara resmi, tetapi di Indonesia nama keluarga ini tidak dicatatkan secara resmi di kantor pemerintahan. Nama family/marga tidak diperkenankan untuk dicantumkan di akta kelahiran.
2. Di Jepang setelah menikah seorang wanita akan berganti nama secara resmi mengikuti nama keluarga suaminya. Sedangkan di Indonesia saat menikah, seorang wanita tidak berganti nama keluarga. Tapi ada juga yang nama keluarga suami dimasukkan di tengah, antara first name dan nama keluarga wanita, sebagaimana di suku Minahasa. Di Indonesia umumnya setelah menikah nama suami dilekatkan di belakang nama istri. Misalnya saja Prio Jatmiko menikah dengan Sri Suwarni, maka istri menjadi Sri Suwarni Jatmiko. Tetapi penambahan ini tidak melewati proses legalisasi/pencatatan resmi di kantor pemerintahan.
3. Huruf Kanji yang bisa dipakai untuk menyusun nama anak di Jepang dibatasi oleh pemerintah (sekitar 2232 huruf, yang disebut jinmeiyo kanji), sedangkan di Indonesia tidak ada pembatasan resmi untuk memilih kata yang dipakai sebagai nama anak.
»»  Selengkapnya
Designed by Animart Powered by Blogger